Agar Telur Aman Dikonsumsi
Mahalnya harga berbagai sumber protein hewani membuat banyak
orang harus memutar akal guna mendapatkan pangan lain yang memiliki kandungan
nutrisi setara. Mengapa tidak mencoba telur? Telur adalah salah satu bahan
makanan sumber protein yang mudah dicerna dan dapat diolah menjadi beragam
variasi makanan.
Agar telur yang dikonsumsi aman dan terhindar dari
kontaminasi bakteri, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui.
Memilih dan menyimpan – Saat ini di pasaran tersedia telur
yang sudah di-pasteurisasi. Ini berarti telur tersebut dipanaskan dalam suhu
tinggi secara cepat sehingga bakteri salmonela yang mungkin mengontaminasi
sudah dihilangkan. Jika Anda khawatir dengan kontaminasi bakteri, Anda bisa
memilih jenis telur ini.
– Pilihlah telur yang segar dan kulitnya utuh atau tidak
retak.
– Bakteri salmonela, yang berasal dari kotoran ayam,
berkembang biak dengan cepat pada suhu ruangan. Oleh karena itu, pastikan telur
yang Anda beli disimpan dalam suhu yang tepat saat dibeli dan segera simpan
dalam kulkas.
– Sebelum ditaruh di kulkas, cuci telur dalam air mengalir
agar kotoran dan bakteri yang menempel tidak ikut mencemari makanan di kulkas.
– Departemen Pertanian Amerika menyebutkan, cara terbaik
untuk menyimpan telur di kulkas adalah di karton atau bungkus telur. Simpanlah
dalam bagian terdingin dari kulkas Anda dan ini berarti bukan di bagian pintu.
Suhu terbaik untuk penyimpanan adalah di bawah lima derajat celsius.
– Waktu penyimpanan terbaik untuk telur mentah maksimal
adalah tiga sampai lima minggu.
Cara pengolahan – Telur segar bisa saja mengandung bakteri
Salmonella enteritidis. Bakteri ini berbahaya untuk anak-anak dan ibu hamil.
Oleh karena itu, pastikan telur yang dikonsumsi sudah dimasak dengan matang.
– Segera konsumsi telur selagi hangat. Telur yang sudah
dibiarkan terlalu lama bisa kehilangan sebagian zat gizinya.
Hindari makan Telur Mentah
Masih banyak orang yang takut mengonsumsi telur karena
berbagai alasan yang dikaitkan dengan gangguan kesehatan. Contohnya, telur
dianggap dapat meningkatkan kadar kolesterol.
Alasannya mungkin begini. Kandungan kolesterol pada sebutir
kuning telur adalah sekitar 213 mg. Ini sedikit di bawah anjuran asupan
maksimal harian, yaitu 300 mg. Karena itu, kuning telur dicap sebagai biang
keladi peningkatan kadar kolesterol selama beberapa dasawarsa.
Untunglah, tahun 2000 lalu, American Heart Association
mengeluarkan anjuran pola makan untuk jantung sehat dengan memperbolehkan
asupan kuning telur satu butir tiap hari. Yang penting, jaga asupan kolesterol
maksimal 300 mg setiap hari. Menurut para ilmuwan, yang sangat berperan dalam
peningkatan kadar kolesterol adalah asupan lemak jenuh, seperti lemak daging
hewan, susu full-cream, dan lemak jenuh nabati.
Di luar masalah kandungan kolesterol, cara pengolahan telur
sendiri perlu diperhatikan. Gunanya agar gizi telur tidak rusak. Berikut ini
petunjuknya:
* Agar kuning telur tidak berwarna keabu-abuan dan berbau,
rebuslah selama 10 menit. Setelah itu, masukkan ke dalam air dingin. Jika ingin
telur setengah matang, rebus selama 5 menit, lalu masukkan ke air dingin.
* Hindari makan telur mentah karena mungkin terkontaminasi
bakteri Salmonella. Kontaminasi salmonela dalam telur bisa terjadi lewat
berbagai cara. Salah satunya adalah kontaminasi tinja yang mengandung bakteri
pada kulit telur. Mengonsumsi telur yang sudah terkontaminasi bakteri ini bisa
menyebabkan Anda diare, kram perut, dan demam, dalam jangka waktu 8-72 jam
pasca-mengonsumsi telur yang tercemar bakteri.
* Untuk mengurangi risiko peningkatan kadar kolesterol,
konsumsilah telur yang kemasannya tertulis mengandung Omega-3. Telur jenis ini
berasal dari ayam yang diberi pakan khusus, sehingga kandungan Omega-3 dan
vitamin E-nya lebih banyak dibandingkan dengan jenis telur ayam yang biasa.
* Untuk membatasi asupan kalori, terutama bagi penggemar
telur goreng, gunakan wajan anti lengket yang dioles sedikit minyak.
Waspadai Kontaminasi Bakteri
Telur merupakan salah satu sumber pangan dengan kandungan
protein dan nutrisi esensial yang dibutuhkan manusia. Namun, di balik
penampilan kulit yang tampak mulus, telur ternyata mudah rusak akibat bakteri,
antara lain oleh bakteri salmonela.
Baru-baru ini ribuan orang di Amerika Serikat dilaporkan
terjangkit penyakit akibat wabah salmonela setelah mengonsumsi telur. Salmonela
sendiri bisa menyebabkan diare, kram perut, dan demam dalam jangka waktu 8-72
jam pasca-mengonsumsi telur yang tercemar bakteri.
Kontaminasi salmonela dalam telur bisa terjadi lewat
berbagai cara. Salah satunya adalah kontaminasi tinja yang mengandung bakteri
pada kulit telur. Bakteri salmonela terdapat dalam saluran pencernaan serta
tinja hewan dan manusia yang terinfeksi bakteri. Bakteri ini bisa berpindah
ketika ayam menduduki tinja tersebut.
Sebenarnya sudah ada standar pemeriksaan kulit telur di
peternakan untuk mencegah agar telur yang terkontaminasi bakteri tidak masuk ke
pasaran. Namun, salmonela bisa tersembunyi di dalam ovarium ayam betina yang
sehat sehingga bisa menularkan bakteri, bahkan sebelum ayam bertelur.
Menurut Rob Gravani, ahli ilmu pangan dari Cornell
University, bakteri salmonela bisa mencemari semua jenis ayam. Oleh karena itu,
tidak ada jaminan bahwa telur yang dijual dengan label “organik” atau “natural”
mengandung lebih sedikit bakteri.
Salah satu cara untuk mencegah penularan salmonela adalah
tidak mengonsumsi telur yang masih setengah matang atau mentah karena proses
pemasakan bisa membunuh bakteri. Suhu pemasakan yang disarankan minimal 71
derajat celsius. Hal ini penting, mengingat agak sulit untuk menilai dari luar
apakah telur yang kita beli bebas bakteri atau tidak.
Gatal Setelah Makan Telur
Setiap kali makan telur, kulit Anda gatal-gatal? Padahal
sebelumnya Anda tak pernah mengalami rasa gatal ini. Apakah ini yang disebut
dengan alergi telur? Bagaimana cara mengatasinya? Apakah Anda tidak boleh makan
telur lagi untuk selamanya?
Menurut Riani Susanto, ND, CT, naturapathy doctor, dan
detoxification specialist, alergi sebenarnya terjadi ketika daya tahan tubuh
merespons terhadap sesuatu yang tidak tepat, yang biasanya tidak berbahaya. Ini
adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh kita.
Banyak orang mengalami reaksi setelah mengonsumsi makanan
tertentu. Namun, kebanyakan bukan disebabkan alergi makanan (food allergy),
melainkan food intolerance. Hanya sekitar 6-8% anak dan 4% orang dewasa yang
benar-benar bermasalah dengan food allergy. Namun, banyak orang masih bingung
dalam membedakan dua hal ini.
Untuk kasus seperti gatal-gatal setiap makan telur (padahal
dulu baik-baik saja), kemungkinan yang terjadi adalah food intolerance. Kondisi
ini lebih umum dan tidak berbahaya, walaupun gejalanya seperti food allergy.
Food intolerance terjadi pada saat tubuh kita tidak bisa mencerna komponen yang
terkandung dalam makanan tertentu, dalam hal ini adalah protein dari telur.
Food intolerance bisa menjadi food allergy jika kita tidak memperhatikan
apa yang diperlukan tubuh kita. Sebagai pencegahan, Anda perlu berhenti total
atau tidak mengonsumsi telur dalam jangka waktu tertentu. Atau, Anda juga bisa
mengonsumsi wholefood enzyme atau vegetarian enzyme, untuk membantu
menghancurkan protein yang terkandung dalam telur. Minumlah sebelum atau
sesudah mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi.
Cara Memilih Telur
Untuk mendapatkan kualitas telur yang baik, pilih dan simpanlah telur dengan cara tepat berikut ini:
* Kebersihan cangkang. Pilihlah telur yang cangkangnya bersih, mulus, tidak retak, dan warnanya cerah. Telur dengan ciri-ciri di atas biasanya masih baru dan segar. Warna cangkang telur yang kusam atau keruh, adn mulai timbul bintik-bintik hitam biasanya menandakan telur itu sudah lama karena sudah berjamur.
* Mengguncang telur. Telur yang bagus tidak mengeluarkan suara saat diguncang. Artinya tidak ada bagian telur yang rusak (misalnya kuning telur yang pecah).
* Menyorot dengan lampu. Saat disoroti lampu, telur yang bagus terlihat jernih dan terang.
* Masukkan ke dalam air. Bila dimasukkan ke dalam air, telur yang baik akan tenggelam.
* Bersihkan telur dengan cara yang tepat. Jangan mencuci telur yang baru dibeli, sebab pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat kerusakan. Bersihkan cangkang telur dari kotoran yang menempel dengan lap.
* Simpan di lemari es. Letakkan telur di rak telur dalam kulkas. Posisi telur sebaiknya berdiri dengan bagian yang lebih lebar di bagian bawah. Cara ini menjaga posisi kuning telur tetap berada di tengah.
* Jauhkan dari bahan makanan lain. Kulit telur juga berpori-pori, karena itu hindari meletakkannya berdekatan dengan bahan masakan berbau tajam seperti jengkol. Kalau tidak begitu, jangan kaget jika olahan telur Anda berbau jengkol.
LIKE DAN SHARE
No comments:
Post a Comment